Teknik Sederhana Membuat Siluet dan Foto Backlit
Monday, 23 December 2013
Di awal-awal saya
pernah menulis tentang memanfaatkan cahaya matahari untuk fotografi. Salah satunya adalah untuk teknik ‘backlit’
atau memberi cahaya pada objek dari belakang tanpa menjadikannya siluet.
Mungkin kamu belum tahu bedanya, foto backlit adalah dimana objek diterangi
dari bagian belakang tetapi masih jelas detil bagian depannya, yang khas dari
foto semacam ini adalah munculnya garis cahaya (rim light) di sekeliling objek
yang member kesan keemasan. Sementara siluet adalah dimana objek diterangi dari belakang
secara total sehingga hasil akhirnya hanya berupa bentuk hitam di depan sumber
cahaya. Dua jenis foto ini sebenarnya hanya punya sedikit sekali perbedaan
teknik. Bedanya hanya di sudut kemiringan kamera! Sehingga kamu bisa
mempelajari keduanya secara bersamaan.
Waktu yang paling
ideal untuk membuat dua jenis foto ini adalah ketika matahari sedang rendah,
sesaat sesudah matahari terbit dan sebelum tenggelam (yang dalam dunia
fotografi dikenal dengan istilah ‘golden hour’.) Kenapa? Karena posisi matahari
pada waktu-waktu ini akan memberi sudut datang cahaya yang miring, sehingga
objek bisa dengan mudah diletakkan di depannya. Pada tengah hari, ini jelas
tidak mungkin karena matahari ada di sudut tertinggi dan sinarnya kan jatuh
tepat di atas objek. Selain itu, cahaya pada saat golden hour adalah yang
paling indah di sepanjang hari. Kuning keemasan dan berpendar. Oke, sekarang
kita lihat tekniknya.
Foto diatas adalah
siluet. Kamu tidak bisa melihat detil dari objek kecuali tepiannya (outline).
Tapi, ingat, siluet bukan bayangan. Siluet adalah objek yang menutupi cahaya,
sementara bayangan adalah pantulan objeknya. Bagaimana siluet terjadi? Syarat
pertamanya, objek harus ada di depan sumber cahaya dan kamera sejajar dengan
sumber cahaya tadi. Ketika matahari ada di posisi rendah (misalnya sore hari),
atur kemiringan kameramu agar matahari seluruhnya masuk dalam frame, lalu
tempatkan objek di depannya. Catatan : saat kamu memotret dan melihat melalui
viewfinder, objek tidak akan tampak seperti siluet karena matamu lebih sensitif
pada cahaya dan masih bisa melihat detil pada objek. Baru setelah foto diambil,
kamu akan melihat efeknya muncul.
Pengaturan exposure
tentunya berpengaruh pada hasil. Ingatlah tiga elemen penentu exposure : ISO, shutter speed, dan aperture. Untuk foto diatas, saya menggunakan ISO 100 (gunakan yang
paling rendah karena matahari akan mengarah langsung pada sensor dan akan
sangat terang), shutter speed 1/2500 (karena terang dan kamu ingin
siluet, shutter speed harus cepat untuk meminimalisasi rekaman cahaya), dan
aperture f/5 (bukaan diafragma diatur agak besar supaya sekeliling siluet tidak
underexposed atau terlalu gelap).
Nah, sementara foto
yang diatas ini adalah contoh dari penggunaan backlit. Objek masih berdiri di
tempat yang sama, tapi saya yang berpindah. Sewaktu mengambil foto siluet
diatas, saya berlutut agak jauh dari objek, sehingga matahari seluruhnya masuk
dalam frame. Sementara untuk foto backlit ini saya berdiri dan mendekat, dan
hanya membiarkan sedikit bagian dari matahari masuk ke dalam foto yang akhirnya
menciptakan efek rim light ini. Kalau kamu penggemar sun
flare, kamu bisa naikkan
sudutnya sedikit supaya spektrum cahaya juga tertangkap. Yang istimewa dari
efek backlighting, seperti yang bisa kamu lihat, adalah bagaimana matahari
memberi ‘bingkai’ di sekeliling objek. Membuat pinggirannya bercahaya dan ada
nuansa pudar yang menyenangkan dari silaunya cahaya.
Untuk foto backlit
ini, saya mengganti pengaturan exposure menjadi ISO 100, shutter speed 1/60,
dan aperture f/6. Efek ini sangat populer untuk portrait natural karena memberi
kesan hangat dan artistik.
Mudah kan? Menjelang
musim kemarau ini, kamu bisa dengan mudah mendapatkan cahaya sore yang indah
untuk belajar membuat dua jenis foto ini. Selamat mencoba :)
0 komentar: