• Home
  • Posts RSS
  • Comments RSS
  • Edit
  • Mencintai Orang Yang Salah Atau Mencintai Dengan Cara Yang Salah

    Tuesday 10 December 2013

    a.     Mencintai orang yang salah

    b.     Mencintai dengan cara yang salah

    Urusan percintaan ini sering membuat kepala pusing, dada berdebar, mata tetap melebar, dan mulut terkunci. Kondisi normal saja galau, maksudnya mencintai orang yang benar dan dengan cara yang benar. Apalagi kalau salah satu dari kondisi di atas terjadi.

    Sekarang mari kita bahas apa sih yang dimaksud dengan mencintai orang yang salah?
    Bisa jadi orang yang kita cintai sudah ada yang punya, entah pacar entah tunangan entah sudah menikah. Sehingga seyakin apapun kita dia adalah jodoh kita, my soulmate, tetap kegiatan mencintai milik orang lain ini salah.

    Hmm, saya enak saja bilang begitu? Ya gimana lagi, jadi orang harus tegas. Misal Anda berada di posisi si pemilik jodoh Anda itu, memang mau kalau pasangan Anda dilirik orang lain? Dicintai dan diperhatikan habis-habisan oleh pesaing, bisa-bisa pasangan Anda kepincut. Mau tidak itu terjadi pada diri Anda? Jika tidak, ya jangan lakukan.

    Bagaimana kalau saya sudah terlanjur cinta, tapi dia sudah ada yang punya? Jangan ungkapkan padanya, hanya bikin pelik persoalan saja. Ungkapkan dan ekspresikan pada dunia, lewat tulisan, lagu, atau film misalnya, sehingga dunia bisa menikmati kepedihan yang Anda rasakan (menikmati penderitaan orang lain? Hmm…bisa jadi*grin*). Atau berikan cinta Anda pada orang lain, yang lebih layak menerimanya. Toh, kalau Tuhan berkenan dan memang dia jodoh Anda, jalan akan dimuluskan bagi kisah Anda berdua, tidak perlu berusaha, apalagi sampai bermain di belakang.

    Ada juga mencintai orang yang salah, bukan karena dia sudah jadi milik orang lain, tapi karena terlalu berbeda, sehingga restu orang tua naga-naganya bakal tidak keluar. Misal beda umur jauuuh, beda agama, beda kasta (jangan kaget, sampai sekarang ada) sehingga jadian sama dia, isinya ya berantem mulu sama keluarga. Bisa juga mencintai penderita sakit jiwa, penderita penyakit berbahaya, penikmat seks bebas atau pemakai obat-obatan (bukan hanya waktu sakit saja :P). Semua sifat dan sikap yang berpotensi menyebabkan kita terjerumus, juga dianggap sebagai mencintai orang yang salah.

    Apa mencintai orang yang salah bakal sengsara? Tidak juga, asal caranya benar. Cara yang benar misalnya kita berusaha membantunya keluar dari persoalannya, berkorban untuk kebaikan bersama, memperhatikan, menyayangi dengan tulus, dan mendorongnya untuk terus memperbaiki diri. Suatu saat, ‘orang yang salah’ tersebut akan menjadi benar. Saya tidak dapat menjelaskannya, tapi pastilah kuasa Tuhan akan dapat mengubah nasib orang yang sungguh-sungguh meminta dan berusaha.

    Kalau cara yang salah bagaimana? Mementingkan diri sendiri, terlalu posesif, punya kelainan sehingga sering menyiksa pasangan secara mental, verbal dan fisik masuk di daftar cara salah ini. Sehingga, seandainya Anda sudah memilih calon yang benar-benar masuk dalam perhitungan bibit, bebet, bobot, sudah perfect banget dah pokoknya, lalu Anda cintai dengan cara yang salah, siap-siap ‘Yuk, bye bye’. Siapa yang mau disakiti oleh orang yang katanya sayang. Siapa yang mau dikekang oleh orang yang katanya ‘cinta’. Tidak perlu lama-lama, si dia akan merasa mungkin dia telah mencintai ORANG YANG SALAH.




    0 komentar:

    Post a Comment